Posts

Showing posts from August, 2020

Menjadi Dewasa

Image
  ✍️ Penulis : Sengat Ibrahim menjadi dewasa adalah kutukan sayang semua waktu serba menjadi perhitungan jalan-jalan hanya mengenal pulau kecemasan. sementara kepala dipenuhi peluang: antara menyingkirkan dan menciptakan tapi lupa cara mempertahankan. menjadi dewasa adalah kutukan sayang semua ruang termasuk rindu terasa membosankan sesuatu yang sebenarnya mudah di bilang susah. dan telinga-telinga mendengungkan rahasia semua mata menatap penuh curiga sementara kaki mereka tegak tanpa kuda-kuda. barangkali mereka lupa bahwa adakalanya sebuah rencana bisa berubah menjadi bencana serupa arus listrik: bisa memberi sekaligus mengakhiri. menjadi dewasa adalah kutukan sayang semua peristiwa hilang sebelum menjadi kenangan sementara kesia-siakan mereka bilang sebuah firman. Cabean, Yogyakarta 2017

Menyenangkan mu

Image
✍️ Penulis : Andryan Prasetia Aku hanya ingin menyenangkan mu, Maaf bila caraku salah, atau tak sesuai keinginanmu Diluar segalanya, semua kembali pada awal kalimat. Jakarta, 9 agustus 2020 Baca juga :  Yogyakarta Adalah Kenangan

Yogyakarta Adalah Kenangan

Image
✍️ Penulis : Andryan Prasetia   Berkisah pemuda dengan kaos oblong nya dan bermisai tipis. Meresah dan merindu melebur di tengah kota Berharap bertemu untuk bertukar rasa Dengarlah, ada manusia yang di rindukan Tanpanya ia kesepian Tanpanya rembulan cerah seakan kelabu Tanpanya bintang laksana batu hitam yang redup Yogyakarta. Penuh kata dengan makna Penuh kerinduan dengan harapan Penuh kenangan dengan kepiluan Kuharap,  kita bisa bertemu kembali di yogyakarta. Jakarta, 3 mei 2020 Baca juga :  Hilang Dan Merelakan

Hilang dan Merelakan

Image
 ✍️Penulis : Andryan Prasetia Semakin dewasa, waktu semakin tidak bersahabat. Semakin banyak yang dikejar, tapi semakin banyak juga yang harus direlakan. Satu persatu semua menghilang Sebelumnya aku tidak pernah kehilangan sedalam ini. Seorang yang seharusnya aku bahagiakan, belum sempat tersenyum karna ku. Aku telah kehilangan banyak waktu Waktu untuk bercanda, juga waktu untuk bercerita Tentang hidupku yang sedikit bahagia atau bisa dibilang tidak bahagia sedikitpun. Perlahan kata kita menjadi pudar. Tidak ada kamu, aku bahkan saya Kita baru separuh jalan, belum genap semua. Rasanya aku ingin bermimpi Tapi aku kehilangan alasan untuk mewujudkan mimpiku. Mereka bilang suatu hari nanti mimpiku akan menjadi nyata. Namun, sejak saat itu aku takut karena ketika aku membuka mata semua menghilang, menepi, pudar dan semua menjadi tentang kata merelakan. Jakarta, 3 agustus 20 Andry